Selasa, 18 Desember 2012
Entahlah
Hingga
asa ini tak mampu lagi melingkar layaknya melodi. Sudah sekian sajak kau
torehkan diatas pasir yang tak sanggup menanggung beban-beban harapan. Aku
hanya ingin kau menjadi serpihan dari sekian juta warna yang mengacak diudara.
Pasrah, hampir saja aku terlunta diambang ketidak berdayaan, kau datang
menenggelamkan hampir seluruh dari hujaman yang mengganjal. Kapan lagi kita kan
bersua kalau kau hanya mampu membuntuti dari sekian secarik kembang yang
nafasnya teratur berirama. Aku lelah, tanpa kau sadari bahkan kau mungkin hanya
menutup telinga dan hati. Aku tak mau menjadi yang tersakiti, sudah terlalu
hitam hati ini jika kau sakiti lagi. Ingin rasanya kuberlari mengejar sesuatu
yang tak pasti, tapi aku yakin orang-orang hanya akan mencercaku dengan hinaan
bodoh dan tololnya. Lelah, untuk yang kesekian kalinya, agar nada ini mungkin
dapat merasuki hatimu yang begitu ... ah aku pun tak mengerti.
Minggu, 09 Desember 2012
Dunia
Halo,
apa kabar dunia ? Masih bisakah engkau mencuatkan jejakku. Jejak orang-orang
pasrah yang mengintai nanar. Hai, dunia. Dunia oh dunia. Suatu saat tanpa kau
sadar, mungkin saat lelap menjemput dan menukik indah, kau akan hilang tanpa
kesadaran, kesadaran yang rapuh dan tak berujung hingga waktu menerobos liang-liang
cahanya. Dunia, masih kah aku temukan engkau untuk satu tahun kedepan ? atau
bahkan esok ?? Aku tak yakin, bahkan sangat tidak yakin. Dunia, aku ingin
menggores sebilah duka didadamu, tapi aku takut dan malu. Hmm, maaf pasti kau sudah
terlalu banyak tersakiti oleh goresan-goresan yang tak bertanggung-jawab,
goresan yang dengan congkaknya menabur di sela sela selaksa pelindungmu. Maaf
dunia, aku tak akan melakukannya :’(. Sudah 16 tahun aku hidup denganmu,
bercerita bersamamu, mendendang bersamamu, mengharu-biru bersamamu, berlari
bersamu, bahkan menangis bersamamu. Terimakasih, sangat terimakasih. Suatu saat
kita akan hancur dengan sesuatu yang bernama kiamat.
Langganan:
Postingan (Atom)